Rabu, 13 Agustus 2014

Pekikan Merdeka by Abdullah Muadz

(Abdullah Muadz)

Masihkah kau sanggup teriak merdeka
Ketika bangsa ini tak mampu berbuat apa apa
Sekedar mempertahankan harga darah dan nyawa manusia
Jangan sampai dibawah Bra nya Artis punya…
Bandingkanlah gebyar beritanya, di televisi anda …
Berita nyawa hilang, cukup 3 menit saja..
Tayangan barang nya artis,  30 menit belum cukup rasanya…

Masihkah kita sanggup bersuara lantang
Memekikan suara merdeka ke semua ruang..
Ketika uang hanya beredar di sekitar orang curang
Yang pandai loby sana sini sambil begadang..
Membuat skenario jalannya sidang
Agar para perampok berubah dipandang,
Sperti layaknya para pahlawan dan pejuang…
Padahal isi kepalanya tipu muslihat penuh segudang..
Hanya satu tujuan, menghisap, menguras doang..
sampai negeri ini kering kerontang..

Masihkah kita bisa berdiri tegar
Unjuk gigi  kemerdekaan ke dunia luar…
Ketika pengemis di trotoar memandang  jaguar
Gedung-gedung tinggi berjajar, menutupi  gubuk-gubuk liar..
Lapangan golf lebar lebar, tempat lobby raja dan saudagar..
Agar Monopoli  semakin  gahar menggelegar..
Walau rakyat semakin lapar, tepar dan terkapar…

Masihkah kita berwajah cerah,,
Mengucapkan kata merdeka dengan sumringah..
Ketika negeri ini sudah terengah-engah
Menahan beban hutang  dua ribu trilyun sudah…
Buat bancakan si raja dan kroninya yang pongah
Tinggal rakyat mendapat warisah getah
Tanpa pernah merasakan manis dan enaknya buah…

Masihkah kita percaya diri…
Mengulang kata merdeka berkali-kali..
Ketika pemandangan sudah jijik dan geli..
Rebutan kue pembangunan untuk kepentingan pribadi
Perlombaan yang tak mati dan berhenti
Seperti si buta dan tuli yang tidak punya  peduli
Harta, tahta, wanita, Toyota …tujuan sejati..
Mendengar halal haram tertawa geli
Dengan bungkus dan kemasan tipu yang rapi sekali
Hanya bisa dibaca oleh fikiran yang bersih dan hati nurani..nan suci..

Masihkan kita bangga..
Menyimpan kata merdeka di dalam dada
Ketika kreatifitas mandeg, beku dan itu itu juga
Hingga kini balap karung juga masih ada
Paling banter panjat pinang, terus masih dijaga
Padahal sudah 68 tahun Indonesia merdeka
Seperti waktu sia sia tak nambah apa apa
Kecuali nambah TKI yang terus ribut dengan Saudi Arabia.
Lomba buat Nuklir, rasaya masih khayalan belaka..
Apalagi buat 1001 stasiun televisi pendidikan, ah itu ide gila..
Stop Impor kedele, masih takut dengan amerika
Padahal tempe makanan rakyat katanya.
Negeri ini dua pertiga laut faktanya..
Tapi Impor garam belum merasa gila..
Bikin rakyat makmur apalagi, mimpi saja belum ada
Buat tanah subur, asal bukan untuk pertanian bisa saja…
Subur buat pabrik pabrik kepunyaan korea..
Yang penting rakyat tidak boleh tahu apa apa…
Kecuali balap karung, panjat pinang, makan kerupuk dan sejenisnya.

Masihkah kita bisa tersenyum..
Mengalunkan lagu kemerdekaan ke khalayak Umum.
Ketika anak bangsa sudah kebanyakan minum
Minuman keras, atau memakai opium..
Hingga teller sempoyongan seperti binatang meraum
Keinginannya hanya mesum
nongkrong di taman mesum
tidur di hotel mesum
cari teman, yang bisa diajak mesum
warung remang remang apalagi, menjadi rahasia umum
selesai studi banding, makan daging mentah mbak sum.
Turun dari panggung pertunjukan harap dimaklum,
segera mencari sekuntum bunga yang masih ranum,
agar bisa diminum, karena racun sudah  ke tulang sumsum
jadilah manusia sampah layak masuk drum..

Sanggupkan pekikan teriakan merdeka
untuk menunjukkan kepada dunia
Bahwa kita bangsa yang mulia
ketika hutang numpuk tak terkira
pengamen dan pengemis ada dimana mana
antrian BLT dan Raskin makin merata
pengungsi ditenda belum selesai urusannya
PHK dan pengangguran semakin banyak jumlahnya..
kerusuhan dan nyawa melayang jadi biasa.
kelaparan dan busung lapar merajalela
tiwul, gaplek dan nasi aking jadi santapan hariannya.
Peminum, Pelacur dan penjudi banyak pembekingnya.
Ketiak Idol, bokong Idol serta ngebor Idol banyak penggemarnya..
Selingkuh dan Sekandal jadi gizi berita
agar banyak pembaca pendengar dan pemirsa.
Tawuran remaja siswa sekolah, jadi agenda rutinnya.
Pornografi narkoba jadi konsumsi hariannya..
mati karena over dosis bukan dianggap celaka,
tapi resiko biasa untuk si pengguna..
siperokok dimana-mana, pajaknya jadi primadona..
Penjahat bisa duduk disingasana
Bandar narkoba dan judi bisa bangun istana,
Mafia merangsek liar, ganas, masuk kesemua
tak terkecuali di penegak hukum juga ada..
pasal demi pasal ada harganya..
bisa ditawar sesuai dengan keinginan dan selera..
yang penting semua aman katanya...

Tinggalah rakyat jelata, yang tak mengerti apa-apa
jadi korban dan mangsa karena kebodohannya
mengangkat mafia jadi raja dan tokoh idolanya
sambil lantang dengan terikannya
merdeka...!  merdeka...! merdeka...!
apanya yang merdeka...?
Tanah air fikirnya...
dari tanah kita bisa buat kendi katanya..
sementara air untuk mengisi di dalamnya...
merdeka....  merdeka...
hidup kendi... jawabannya...
rakyatnya mah tetap sengsara...
dari dulu sampai sekarang begitu-gitu juga..
malah makin menderita...
akibat dosa bersama....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar