Rabu, 16 Juli 2014

Catatan I’tikaf 5 : MA’NA TAZKIYATUN NAFS

Catatan I’tikaf 5 : MA’NA TAZKIYATUN NAFS

Catatan I’tikaf 5 : MA’NA TAZKIYATUN NAFS
16 September 2009 pukul 19:37
TazkiyatunNafs
MA’NA TAZKIYATUN NAFS
Apa yang anda ketahui tentang tazkiyatun nafs ? Dan apa yang anda pahami tentang dampak dari tazkiyatun nafs terhadap diri dan orang lain serta lingkungan?
A. secara etimologis, tazkiyatun nafs berasal dari dua buah kata yaitu Tazkiyatun dan An-nafs.
Tazkiyah berasal dari akar kata (Zakaa Yazku-Zakaa & Zakatan) yang berarti Nama (baca; Tumbuh) dan Zada (baca;Bertambah). Zakaa juga bisa berarti Solaha (baca;baik)dan ia juga berarti Barokah (baca;banyak kebaikannya), disamping itu juga berarti Thaharoh / Suci bersih.(lihat . Al-Mu’jamul Wasith, hal 396).
Sedang bentuk kata Tazkiyah dari kata Zaka yang diberi tambahan huruf kaf, sehingga menjadi Zakka-Yuzakki-Tazkiyatan yang berarti menumbuhkan, mengembangkan, memperbaiki, membersihkan, mensucikan dan menjadikannya jadi baik serta bertambah baik.
Kata Zakka-Tazkiyatan dalam berbagai bentuk disebutkan didalam Al-Qur’an berulang kali, bahkan sampai 20 kali, 9 kali dalam ayat-ayat Makkiyah (yang diturunkan si Mekah sebelum hijrah), dan 11 kali dalam ayat-ayat Madaniyah (yang diturunkan sesudah hijrah ke Madinah).
Kata An-Nafs bisa berarti ruh/nyawa/jiwa, seperti dalam ayat “Keluarkanlah Ruh mu”. Ia bisa berarti Nafas, yaitu udara yang keluar dan masuk ke dalam tubuh manusia, melalui mulut atau hidung.(lihat Al-Mufradat fii qoribil Qur’an, hal 501).
An-Nafs bisa berarti diri sendiri, seperti pada kalimat “Ja a Huwa Nafsuhu”, artinya dirinya sendiri yang datang, bukan wakil atau siapa dan apa-apanya. (Lihat, Al-Mu’jamul Wasith, hal. 940).
Dan kata An-Nafs dalam bentuk tunggal dan jamak di dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 306 kali.
Jadi secara etimologis Tazkiyatun nafs berarti ; membersihkan jiwa, memperbaikinya dan menumbuhkannya agar menjadi semakin baik serta mengembangkan potensi baik jiwa manusia.
B. Ma’na istilahi terdiri dari berbagai pendapat ulam dan Shalafus Shalih, dimana satu sama lain melengkapi.
Menurut Abul Qasim Husain bin Muhammad, beliau lebih populer dikenal dengan Ragib Al-isfahani (wafat 502 H), beliau mengatakan bahwa Tazkiyatun Nafs adalah upaya manusia untuk mensucikan jiwa dan dirinya, sehingga ia mempunyai sifat terpuji pada dirinya di dunia tentunya dan kelak di akhirat mendapatkan pahala dan balasan yang besar,(lihat hal. 213)
Syeikh Sa’id Hawwa menjelaskan bahwa Taziyatun nafs adalah salah satu tugas utama para rasul, ia merupakan tujuan yang dicapai oleh orang-orang bertaqwa. Dan selamat atau celakanya manusia tergantung sikapnya terhadap Tazkiyatun nafs, apakah ia concern terhadap permasalahan yang satu ini, atau acuh tak acuh dengan hal ini.
Karena Tazkiyatun Nafs adalah proses pembersihan jiwa dari akhbas (baca;kotoran )serta memperbaiki jiwa, maka tazkiyatun nafs dapat dilakukan dengan berbagai bentuk ibadah, perbuatan baik dan berbagai amalan shalih serta langkah-langkah mujahadah.
Apabila semuanya itu dilakukan, maka akan menjadi bersih yang selanjutnya mempuyai pengaruh, dampak positif hasilnya pada prilaku, tingkah laku dan perkataan, pengaruh itu akan membekas pada lidah,mata,telinga dan anggota tubuh lainnya.
Buahnya yang paling nyata adalah perlakuanya yang baik terhadap Allah dan terhadap manusia juga makhluq lain serta makluq di muka bumi ini. Adabnya kepada Allah berupa komitmen melakukan seluruh kewajibannya kepada Allah dan menjahui segala bentuk prilaku dan perbuatan yang menyebabkan murka Allah, termasuk mengorbankan harta, jiwa dan raganya berjihad dijalan Allah.(Al-Mustakhlas fii Tazkiyatul Anfus, hal. 5-6)
Jadi Tazkiyatun nafs pada hakikatnya adalah proses pembersihan jiwa dan hati dari berbagai dosa dan sifat-sifat tercela yang mengotorinya, dan selanjutnya peningkatan kwalitas jiwa dan hati tersebut dengan mengembangkan sifat-sifat terpuji yang diridhai Allah Swt, serta potensi-potensi positifnya dengan mujahadah, ibadah dan berbagai perbuatan baik lainnya, sehingga hati dan jiwa menjadi bersih dan baik serta berkwalitas. Yang selanjutnya menjadikannya mempuyai sifat-sifat dan prilaku yang baik dan terpuji.
URGENSI TAZKIYATUN NAFS
‘Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan mentazkiyah (mensucikan)mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Hikmah.” (QS.3:34)
Kita sering menyibukan diri kita dengan kebersihan badan saja. Padahal Kebersihan jiwa jauh lebih penting dari pensucian badaniyah. Diantara pentingnya atau urgennya Tazkiyatun nafs atau pensucian hati adalah :
Pertama: prilaku dan perbuatan manusia sangat tergantung pada kondisi hati yang ada di dalam dirinya. Apabila hatinya bersih dan baik, prilakunya baik dan sebaliknya apabila hatinya kotor dan buruk prilakunya juga akan buruk. Rasulullah bersabda “ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada suatu organ (mudqoh), apabila ia baik, baiklah seluruh tubuhnya, apabila ia rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh it. Dan organ itu adalah hati.”
Jadi perbaikan diri dan perilaku kita harus dimulai dari dalam diri kita sendiri, dari hati kita. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu Nasib suatu kaum sehngga mereka apa yang ada dalam diri. Dan organ itu adalah hati”.(QS.13:11)
“hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan kata yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki perbuatan-perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu.”(QS.33:70)
perhatikanlah ayat tersebut diatas, dimulai dengan iman, kedua dengan perintah bertakwa baru kemudian perintah yang ketiga berkata benar, keempat perbuatan-perbuatan akan membaik dan kelima dosa-dosa akan diampuni Allah. Iman dan takwa yang tempatnya di dalam hati merupakan faktor utama yang menentukan perilaku manusia sehingga mendorongnya untuk berkata benar dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Manakala semua ini dilakukan, Allah akan mentazkiah orang tersebut dengan mengampuni dosa-dosanya .
kedua : dari penjelasan diatas dapat kita fahami betapa pentingnya tazkiyatun nafs tersebut. Kebersihan hati lebih penting dan lebih utama dari pada kebersihan fisik. Hati yang bersih akan melahirkan tubuh dan prilaku yang bersih dan sehat, tidak sebaliknya. Dan tidak selalu benar ungkapan yang mengatakan “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.”yang benar adalah “hati yang bersih dan sehat akan menampilkan perilaku dan akhlak yang bersih terpuji”
Allah SWTberfirman “sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat (mensucikan hatinya) dan mencintai orang-orang yang membersihakan dirinya (fisiknya).” Ayat ini mendahulukan hati dengan bertaubat ketimbang kebersihan badan dari najis atau hadast. Ini sekaligus berarti kebersihan hati lebih urgen bila dibandingkan kebersihan badan.
Ketiga : dengan hati yang bersih, hidup manusia akan tenang, damai dan bahagia . sungguh beruntung orang yang membersihkan dirinya. Dn sungguh merugi orang yang mengotori dirinya. Kebahagian dn ketentraman ini bukan saja terletak pad kehidupan duniawi yang fana, tetapi hati yang bersih juga jaminan kebahagian ukrowi yang kekal dan abadi. Pada hari kiamat nanti, anak-anak dan harta tidak bermanfaat lagi, kecuali yang datang menhadap ke Allah dengan hati yang bersih “wahai jiwa yang tentram, kembalilah kepada Rabbmu dengan sukarela dan diridhoi Allah, masuklah kedalam surga-Ku.”
Keempat : mengingat demikian urgennya tazkiyatun nafs bagi kehidupan manusia, karenanya Nabi Ibrahim, kekasih Allah dan juga panutan kita, secara khusus meminta kepada Allah agar mengutus Rasul diantara anak cucunya yang kelak akan berperang melakukan Tazkiah . “Wahai Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasuldari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau. Dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah serta mentazkiyah (mensucikan mereka) (QS3.2:129)
Permohonan Nabi Ibrahim ini kemudian dikabulkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya “sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka ayat-ayat Allah dan mentazkiyah (mensucikan) mereka dan mengajarkan kepad mereka Al-Kitab dan hikmah.” (QS.3:64)
Perhatikan antara do’a Nabi Ibrahim dan jawaban Allah SWT yang mengabulkan do’a tersebut. Pada do’a Nabi Ibrahim disebutkan pada urutan ketiga, urutan terakhirnya setelah membacakan (yasiu) dan mengajarkan (yuallim). Sedangkan dalam jawaban Allah yang mengabulakan do’a tersebut kata tazkiyah/mensucikan (yuzakki) ditempatkan pada posisi kedua setelah membacakan (yaslu), Bukan pada posisi ketiga dan ini menujukan bahwa tazkiyah demikian pentingnya sehinga harus ditarik pada posisi kedua.
Kelima ; ketika Allah SWT mengutus Rasulullah SAW, di jelaskan bahwa salah satu risalah utama beliau adalah tazkiyah .”Dialah yang mengutus kepadakamu yang buta hruf seorang Rasul (Muhammad SAW) diantara mereka yang membacakan ayat-ayat kepada mereka, mentazkiyah(mensucikan) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.” (QS. 62:2)
Dalam do’a yang sering beliau panjatkan ke hadirat Allah SWT juga berisi permintaan agar Allah membersihkan hatinya. “Ya Allah, berikanlah ketakwaan ke dalam hatiku dan bersihkanlah hati ini. Engkaulah sebaik-baik yang membersihkannya, Engkaulah pemeliharanya .” (HR. Muslim)
SARANA TAZKIYATUN NAFS
Tazkiyatun nafs , baik dalam artian mensucikan hati, membersihkan diri serta prilaku dari sifart negatif atasdalam artian meningkatkan kualitas diri yang dihiasi dengan ahlak-ahlak mulia dan terpuji dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sarana (wasail). Sarana tersebut dapatr disederhanakan menjadi dua bagian , yaitu :
Pertama, dengan proses takhalli, yang membersihkan dan membebaskan diri dari berbagai kotoran hati dari berbagai dosa dengan bertaubat dan beristigfar. Dan menjauhkan diri serta membebaskannya dari perbuatan dan sifat-sifat negatif atau tercela. Dengan meninggalkan dan menajahui perbuatan tersebut seperti bohong, khianat, dengki, fasik, nifak, takabur, ghibah , namimah, dan berbagai sifat tercela lainnya.
Kedua, dengan melakukan proses tahalli, yaitu membekali, membiasakan, dan menghiasi diri dengan berbagai perbuatan baik dan positif, seperti peningkatan ilmu, iman, takwa, ibadah, zikir, do’a, tilawah, dan tadabur Al-Quran. Juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan membiasakan sifat-sifat terpuji seperti siddiq, jujur, amanah, tawadhu, kidmah dan seterusnya. Sehingga kelak sifat-sifat tersebut menjadi kebiasaan dari ahklaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Yang paling tahu tentang hati manusia adalah penciptaNya, yaitu Allah SWT sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an :
‘bukankah Dia mengetahui mahluk yang diciptakannya? dan Dia Maha lembut dan Maha mengetahui ‘( QS.67:74)
Oleh karena itu, Dia pulalah yang paling tahu tentang bagaimana cara yang paling efektif untuk mensucikan hati manusia. Berikut ini dikemukakan beberapa sample atau contoh tazkiyatun nafs yang diambil dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW :
1. Tazkiyatun nafs dengan ilmu
Baik dengan cara mempelajarinya, mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
‘Berilmulah (ketahuilah) bahwa tidak ada illah kecuali Allah. Dan mintalah ampunan terhadap dosamu.’( QS.47:19)
Dengan peningkatan ilmu tentang ma’rifatullah akan mendorong manusia memohon ampunan atas dosanya, kelalaian. Dan kesalahannya, dan dengan ampunan atas dosa-dosanya maka hatinya menjadi bersih.
Nabi bersabda, ‘ Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akn memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat-malaikat meletakan sayap-sayapnya karena senang kepada orang yang menuntut ilmu, dan sesungguhnya orang-orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan untuknya oleh penghuni langit dan bumi samapi ikan yang ada di dalam air. HR.Abu Daud dan Tirmizi’ .
Perhatikan sekali lagi hadist diatas, bahwa seluruh penghuni langit dan bumi, bahkan ikan didalam air semuanya memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang yang berilmu. Jadi ilmu akan mengatarkan manusia untuk mendapatkan ampunan, yang sekaligus merupakan tazkiyah dari Allah SWT.
2. Iman, taqwa, siddiqul kalam, dan amal sholeh
Iman, taqwa, siddiqul kalam, dan amal sholeh merupakan sarana tazkiyah yang paling efektif. Allah berfirman :’Hai orang-orang yang beriman, bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu.’ ( QS.33:70)
‘sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik-baik akan mengahapus kesalahan-kesalahan’ (QS.11:114)
3. Iman dan jihad dangan harta jiwa
‘hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku tunjukan perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang sangat pedih ? yaitu kamu beriman kepada Allah dengan harta dan dirimu itulah yang lebih baik jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah Akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukan kemu kedalam syurga.’ ( QS.61:10)
Rasulullah SAW bersabda ‘keberadaan seseoaran gkamu di jalan Allah lebih afdhol dari pada sholatnya dirumah selama tujuh puluh tahun. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni dosamu dan memasukan kamu ke dalam surga/ berperang atau berjihad di jalan Allah. Barang siapa yang berjihad di jalan Allah sejenak saja pasti masuk surga.’HR.Tirmizi
4. Zakat, infak dan shdaqoh
‘Ambillah sebagian sari harta mereka (zakatnya) untukmembersihkan dan mensucikan mereka dengan zakat tersebut.’ (QS.9:103)
‘shadaqoh dapat menghapus dosa-dosa seprti air memadamkan api. Orang yang bertawkwa akan dijauhkan dari api nerak. Yaitu orang yang menjadi bersih.’ (QS.62:16-17)
5. Taubat, Istigfar dan do’a.
‘Dan beristigfarlah kepada Rob-mu sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Sesungguhnya Allah membentangkan tengannya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat salah disiang hari. Dan dia membentangkan tangannya disiang hari untuk menerima taubat orang-orang yang berbuat salah dimalam hari hingga matahari terbenam dari sebelah barat.’ (HR.Muslim)
‘Apabila hamba-hambaku bertnya tentang Aku, sesungguhnya aku dekat. Aku mengabulkan permintaah orang-orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepadaku.. ‘ ( QS.2:186)
Rasulullah SAW bersabda, ‘Rab kita azza wa jalla turun kedunia setiap malam pada sepertiga malam yang terakhir. Dia berkata, siapa yang berdo’a kepada-Ku, Aku kabulkan permintaannya, siapa yang memohon ampuna kepada-Ku, Aku ampuni Dia.’ HR. Jama’ah
Itulah beberapa sample dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Rasulullah SAW. Dan masih banyaklagi yang lain. Pada bagian selanjutnya dari serial tazkiyatun nafs akan dibahas lebih luas dan rinci lagi sarana-saran tazkiyatun nafs tersebut. Insya Allah.
Obat Strees
” Tombo ati iku limo wernane,
ingkang dihin moco Al Qur’an sak maknane’
kaping pindo dzikir ingkang suwe,
kaping telu ngempet weteng kroso luwe,
kaping papat sholat wengi lakonono,
kaping limo sedulur muslim sambangono,
sapa bisa ngelakoni salah siji,
Insya Allah huta’ a’la nyembadani “
Bagaimanakah “obat hati”
yang Islami itu.
1. Yang pertama adalah membaca Al Qur’an dengan disertai pemahaman maknanya. Al Qur’an adalah bacaan yang paling cocok dalam segala suasana. Pada saat kita gembira, maka peringatan-peringatan yang ada dalam Al Qur’an akan mampu menjadi pengerem agar kita tak lupa diri. Demikian pula halnya pada saat kita sedih, maka dengan membaca Al Qur’an terasa sekali dalam lubuk hati kita sentuhan kesejukan dari Firman Allah SWT. Kala kita gagal dalam mencapai sesuatu, maka pesan-pesan dalam Al Qur’an akan mampu menawarkan kesedihan yang ada dalam hati kita. Dengan membaca Al Qur’an, semangat yang hampir pudar karena kegagalan insya Allah akan berangsur pulih kembali.
Firman Allah dalam surat Al Israa’ ayat 82 ” Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ….”
2. Yang kedua adalah dengan berdzikir yang lama. Allah SWT berfirman
” ..ingatlah, hanya dengan mengingat Allah.lah hati menjadi tenang ” QS. Ar Rad 28.
Kenapa dengan berdzikir ? Sebab dengan mengingat Allah, maka timbulah tawakkal dan penyerahan diri kita kepada Allah. Dan kalau toh apa yang hendak kita raih tersebut luput terpegang tangan, maka dengan kembali mengingat Allah, sadarlah kita, mungkin apabila keinginan kita tersebut terkabul, justru mudharotlah yang datang. Dengan demikian yang muncul bukanlah rasa kecewa dan penyesalan, akan tetapi justru syukur yang dalam pada Allah. Bukankah Allah yang paling mengetahui keadaan dan kemampuan kita ?
3. Yang ketiga adalah dengan puasa. Salah satu hikmah puasa, disamping dapat menimbulkan perasaan sosial terhadap sesama, adalah untuk kesehatan. Bukti-bukti cukup banyak, bahwa orang orang yang mengidap mag, malah sembuh bila berpuasa, padahal menurut ilmu kedokteran seharusnya orang yang mengidap mag menjaga makannya agar teratur dan tidak telat.
Penulis sendiri juga mengalami, gangguan pencernaan yang tak kunjung reda, malah sembuh dengan membiasakan puasa sunah. Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa ternyata mempunyai efek yang baik sekali. sebab dengan puasa, secara tidak langsung seseorang dilatih untuk dapat mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung untuk melakukan hal-hal yang sesat.
Dilain pihak, dengan berpuasa, seseorang akan jadi merasa lebih dekat dengan Allah, sehingga merasa lebih aman dan tenteram.
4. Yang ke empat ialah shalat malam. Shalat tahajut, meskipun tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk melaku-kannya. Banyak ayat dalam Al Qur’an yang menujukkan betapa penghargaan Tuhan terhadap hamba-hambaNya yang datang menemuiNya, pada saat hamba-hamba yang lain lelap dalam tidur. Allah menjajikan, terhadap orang-orang yang bersegera menuju keridhaanNya, suatu derajat yang tinggi.
” Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajutlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji ” QS Al Israa’ 79
5. Yang kelima ialah mengunjungi saudara sesama muslim. Banyak sekali hikmah yang dapat dikaji dari silaturahmi terhadap sesama saudara muslim ini.
Dengan bersilaturami, maka ukhuwah yang hampir retak akan kembali utuh. Dengan bersilaturami, maka berbagai persoalan yang membelit kepala insya Allah akan dapat dicarikan penyelesaiannya. Dengan bersilaturahmi, kita dapat saling berbagi suka dan duka, berbagi kesedihan, mencurahkan pera- saan, sehingga beban berat yang menghimpit, akan terasa lebih ringan, karena kita tidak sendiri. Disamping itu, saling pesan dalam kebenaran dan kesabaran hanya mungkin terlaksana apabila tali ukhuwah tetap terjalin.
Tersebut dalam Hadist riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda
” Diantara hamba-hamba Allah ada sekelompok orang yang bukan nabi an
syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa tergiur dengan keadaan mereka,karena kedudukannya yang mulia di sisi Allah. Para sahabat bertanya, ” Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu ?”. Jawab beliau : “Mereka adalah sekelompok orang yang memadu cinta kasih dalam mencari keridhaan Allah, yang diantara mereka tidak ada hubungan kerabat dan tidak ada tujuan duniawi. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, sedangkan mereka tidak merasa khawatir dan takut ketika orang lain dilanda perasaan khawatir dan takut. Mereka tidak berduka cita ketika orang lain menderita “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar