Rabu, 16 Juli 2014

Catatan I’tikaf 10 Du’a MUHASABAH

Catatan I’tikaf 10 : Du’a MUHASABAH

Catatan I’tikaf 10 Du’a MUHASABAH
16 September 2009 pukul 19:53
MUHASABAH
“Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab oleh Allah SWT” (Umar bin Khotob)
Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah SWT. Alhamdulillah pada saat ini Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berkumpul ditempat ini untuk bersama-sama mengevaluasi amal-amal kita selama hidup di dunia. Apakah banyak amal salehnya atau amal salahnya.
Saudarakau !
Berbahagialah bagi yang memiliki kelembutan hati dan selalu berusaha melembutkan hati, karena Allah Maha Lambut dan menyukai kelembutan. Berbahagialah puyla bagi orang yang mencintai keindahan karena Allah Maha Indah dan mencintai keindahan.
Ayat-ayat Al Qur’an adalah pelembut hati, penggetar jiwa, penggelora semangat.
Saudaraku, untuk lebih khidmatnya acara ini, marilah kita simak bberapa ayat suci Al Qur’an : Surat Al Hasyr ayat 18-20
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang yang beruntung”.
Saudaraku!
Setiap kita tentu saja ingin terus mengokohkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenar-benarnya. Karena itulah yang dikehendaki Allah sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an Surat Ali Imron ayat 102:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepadaNya: dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Salah satu cara yang harus kita lakukan untuk memantapkan ketakwaan kita kepada Allah adalah dengan melakukan muhasabah/evaluasi diri.
Apakah amal-amal kita lebih banyak yang sholeh atau yang salah, apakah amal kita bernilai ibadah atau tidak, apakah amal kita diterima Allah atau tidak.
Hidup di dunia merupakan upaya untuk mendapatkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk mengarungi kehidupan di akhirat yang bahagia dan kekal abadi selamanya.
Saudaraku, sebelum kita mengevaluasi diri kita, marilah terlebih dahulu kita minta ampun kepada Allah dengan bersama-sama membaca istighfar 3 kali.
Astaghfirullaahal adzim 3x
Ya Allah, ampunilah hambamu yang hina ini, yang selalu sombong kepadaMu, padahal kami ini sesungguhnya adalah seorang hamba yang lemah dan kecil bila dibandingkan dengan kekuasaanMu. Setiap hari, setiuap jam bahkan setiap detik yang seharusnya kami selalu mengingatMu. Namun apa yang kami lakukan ? Kami malah lebih melupakanMu dan selalu mementingkan duniawi. Ya … Allah ampuni kami.
Engkau begitu pemurah memberikan segala nikmat kepada kami yang tidak terhitung jumlahnya. Tapi ya Allah….!!! Kami malah tak pernah mensyukurinya, bahkan terkadang kami menyalahkanMu jika derita menimpa kami, padahal itu adalah karena kebodohan kami semata.
Ya Allah ….!!!
Betapa besar dosa yang telah kami lakukan. Kami sering melalaikan bahkan meninggalkan perintahMu tapi disisi mlain kami malah melanggar laranganMu.
Ya Allah….!!!
Kami sering melalaikan bahkan meninggalkan sholat, kami lebih sering jalan-jalan, ngobrol yang kesemuanya itu membuat kami lupa akan kewajiban kami kepadaMu.
Ya Allah…!!!
Kami sering mempertontonkan aurat kami sampai kami tidak merasa malu bila tubuh kami dilihat oleh orang banyak. Astaghfirullahal adzim.
Telinga ini ya Allah, hanya kami pakai untuk mendengarkan musik yang hingar bingar yang jauh dari mengingatMu. Telinga ini juga kami pakai untuk mendengar omongan yang tidak bermanfaat yang seharusnya tidak kami dengar. Telinga ini jarang kami gunakan untuk mendengar lantunan ayat-ayatMu, mendengar kebesaran dan kekuasaanMu.
Mata ini juga Ya Allah! Kami pakai untuk melihat liku-liku dan aurat para wanita yang seharusnya tidak boleh kami lihat. Padahal Engkau menciptakan mata ini adalah untuk melihat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaanMu. Tapi ya Allah, kami mengingkari akan kebesaran ciptaanMu.
Ya Allah…!!! Mulut kami sering kami pakai untuk membicarakan orang lain, bergunjing, berghibah sudah merupakan hal biasa yang kami lakukan, kami buka aib orang lain, bahkan dengan mulut ini kami mencaci dan memaki orang tua kami sendiri yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, dan menyayangi kami. Padahal kami sadar ya Allah, jangankan mencaci-makinya berkata Ah…. saja tidak boleh. Tapi ya Allah… kami sering mengucapkannya. Mulut ini jarang kami gunakan untuk berdzikir menyebut dan mengagungkan namaMu ya Allah dan membaca ayat-ayatMu yang suci.
Hati ini ya Allah, sudah dipenuhi oleh sifat iri, dengki, hasad dan dendam terhadap saudara kami sendiri. Hati ini sudah dipenuhi oleh noda dan dosa yang membuat hati kami menjadi keras bahkan lebih keras dari batu, bahkan pintu hati kami tertutup sehingga kami tidak bias menerima nasihat orang lain dan sulit menerima hidayah dan petunjukMu. Padahal nasihat itu adalah dalam rangka mengingatkan kami, dalam rangka mengingatkan kami kepadaMu.
Ya Allah…!!! Kami jarang memuji kebesaranMu, kami malah lebih sering memuji diri kami sendiri dan ingin dipuji orang lain. Kami sering beramal tapi hati kami tidak ikhlas.
Ya Allah ! Engkau telah banyak melimpahkan nikmat dan kasih saying kepada kami dan sudah sepantasnya kami bersyukur kapadaMu.
Al Qur’an surat An Nahl (16) ayat 104-109.
Ya Allah,
Hari-hari kami banyak terlewati tanpa mampu mempersembahkan sesuatu untukMu, tak pernah kami mengingatMu dengan baik. Hari-hari berlalu dalam kegiatan yang sia-sia dan tanpa arti. Kami terlalu silau dan terpedaya dengan kehidupan dunia.
Saudaraku,
Sesungguhnya desah napas telah terhitung, jumlah detik telah ditetapkan. Kian hari sisa napas kian berkurang detikpun kian habis. Sebodoh-bodohnya manusia adalah manusia yang diberi modal dan modalnya dihamburkan sia-sia. Sebodoh-bodohnya manusia adalah yang diberi napas dan napasnya dibuang sia-sia, diberi waktu dan dihabiskannya sia-sia. Demi Allah! Kian hari kian dekat dengan saat perpisahan, namun perhitungan akan teramat berat, hisab akan menjadi nyata.
Saudaraku,
Jangan pernah biarkan napas dan waktu tersia-sia. Allahlah setiap napas dan detik yang kita tuju.
Ya Allah! Saat ini, detik ini dan di tempat ini, dengan hati yang kotor dan wajah yang bertabur dosa. Kami hadir untuk merenungi hari-hari kemarin, hari-hari yang telah kami lalui. Mangingat kembali dosa yang telah kami lakukan, mengingat kembali amal-amal kami yang tak Engkau ridhoi. Hal ini kami lakukan semata-mata agar senantiasa kami mendapatkan ridhoMu, agar diakhir usia kami nanti kami akan mendapatkan kebaikan. Agar pada hari pertemuan kami denganMu nanti merupakan hari terbaik bagi kami.
Ya Allah! Zat yang Maha Tahu dengan isi samudra, Yang Maha Tahu dengan jumlah dedaunan, Yang Maha Tahu dengan apa yang ada di bumi dan di langit. Kami sangat takut dengan azab dan murkaMu, kami sangat takut untuk berdiri dihadapanMu, untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kami.
Saudaraku,
Jalan berliku, terjalnya tebing, curamnya jurang, bukanlah suatu yang mengerikan. Yang paling mengerikan adalah hilangnya keberanian untuk mengarungi kehidupan. Karena dibalik liku-liku kehidupan itu tersimpan hikmah yang dalam bagi para perncari kebenaran, kenikmatan adalah untuk terus mencari dan mengarungi samudra kehidupan.
Al Qur’an surat An Naml (27) ayat 74-75
Artinya:
“Dan sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati mereka dan apa yang mereka lahirkan. Tiada sesuatupun yang ghoib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”.
Saudaraku,
Ayat yang tadi merupakan suatu sentuhan ayat yang seharusnya bermakna disetiap kalbu seorang mukmin. Tersentuhkah kita ? Tergetarkah hati kita ? Setiap langkah kita dalam pengawasan Allah! Sudahkah kita merasa diawasi oleh Nya? Sudahkan kita menjadikan diri kita sebagai hamba Allah? Manjadikan diri kita sebagai abdi Allah? Sudahkan seluruh waktu kita, hari-hari kita untuk Allah?
Mana buktinya jika kita mengakui akan adanya Allah ?
Mana buktinya jika kita cinta semata-mata karena allah ?
Mana amalan yang telah kita persiapkan untuk menghadap Allah ?
Mana harta kita yang diinfakkan di jalan allah ?
Mana waktu kita yang kita luangkan untuk bekerja mancari ridho Allah ?
Mana tenaga yang kita keluarkan untuk berjuang di jalan Allah ?
Kami tahu ya Allah……
Engkau ada di sini, dihati kami, bahkan ada dalam aliran darah kami. Kau ada disetiap tempat. Engkau selalu mengawasi kami. Engkau selalu mengawasi perbuatan kami.
Ya Allah Ya Robbi, yang menguasai hari pembalasan. Astaghfirullahal adzim.
Ampunilah segala dosa dan kelalaian kami ya Allah.
Ya Alah!
Ketika adzan berkumandang, disaat orang bersujud kepadaMu, disaat orang bersimpuh memohon ampunanMu, disaat orang menangis dihadapanMu.
Kami sibuk dengan dunia kami, kami mengabaikan seruanmu, kami terlena oleh megahnya dunia, kami sering mengabaikan sholat, kami sering mengabaikan perintahMu, Bahkan semakin jarang kami membaca kitabMu yang menjadi pedoman hidup kami.
Betapa kami rasakan lemahnya iman di dada kami. Godaan syetan laknatullah semakin menjerumuskan kami. Dunia merayu kami mengajak tuli pada asmaMu. Harta, gelar, pangkat membuat kami melupakanMu.
Alangkah nestapa jalan di tengah kegelapan. Bagai dalam lorong gua yang gulita. Setiap langkah penuh dengan keraguan dan ketakutan, dari waktu ke waktu hanyalah kecemasan. Alangkah indahnya berjalan diatas cahaya, setiap langkah begitu mantap, setiap bahaya mudah dijauhi, setiap duri mudah dihindari.
Berbahagialah orang yang selalu rindu dengan hidayah, dan berbahagialah orang yang selalu diselimuti dengan hidayah dan selalu mendapatkan cinta dari Allah.
Al Qur’an surat Ali Imron (3) ayat : 185
Artinya :
“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
Saudaraku,
Tanpa kita sadari pintu mati akan datang kepada kita dengan tanpa diduga-duga. Pintu mati itu tak ada yang tahu kapan akan menjemput kita. Mungkin setahun lagi, sebulan, seminggu, sehari, satu jam atau mungkin beberapa saat lagi, wallahu ‘alam tak ada yang tahu pasti. Jika saatnya tiba giliran malaikat maut akan menjemput kita. Siap tidak siap, mau tidak mau terpaksa atau tidak kita harus menerimanya. Tak ada yang bisa menundanya walau hanya sedetik.
Pada saat ruh telah terpisah dari jasadnya… Kemudian tersiarlah khabar kematian kita. Tubuh kita terbujur kaku. Penyesalan sebesar apapun tak ada guna. Harta sebanyak apapun tak akan menolong… Pangkat setinggi apapun tak dapat membantu.
Kemudian kita ditangisi…..dimandikan….. dikafani… disholatkan… dan dikuburkan diliang lahat yang sempit, sangat gelap. Lalu ditimbunkan tanah kejasad kita dan semuanya pergi meninggalkan kita.
Saudaraku,
Tinggallah kita sendiri di dalam kubur. Kemudian datanglah malaikat penjaga kubur menanyakan kepada kita tentang amalan kita.
Malaikat bertanya siapa Tuhanmu? Sanggupkah kita menjawabnya? Sementara di dunia ini masih saja kita menuhankan harta, kedudukan dan hal selain Allah, masih banyak perintah Allah yang kita langgar dan kita lalaikan. Bagaimana dengan sholat kita? Puasa kita? Zakat kita? Apabila kita tidak mampu menjawabnya, maka malaikat akan memukul kita.
Kemudian malaikat bertanya kembali Siapa Nabimu? Mampukah kita menjawab Muhammad Nabi kita? Sementara kita masih mengabaikan teladan-teladan yang diberikannya. Kita masih memilih idola-idola selain Rasulullah. Kita masih susah menahan hawa nafsu kita. Kita masih mengumbar aurat. Masih sulit menebarkan salam. Kepada anak yatim belum sepenuhnya menyantuni. Jika kita tidak menteladani Rasulullah pasti kita tidak dapat menjawab pertanyaan malaikat tersubut. Maka malaikat akan kembali menimpakan pukulannya kepada kita. Astaghfirullahal adzim.
Kemudian malaikat menanyakan kepada kita Apakah imammu? Mampukah kita menjawab Al Qur’an? Sementara kehidupan kita sangat jauh dari al Qur’an. Sudahkan kita dapat membacanya dengan baik dalam usia setua ini? Sudahkan kita berusaha mempelajarinya, memahaminya dan mengamalkannya? Apabila kita jauh dari Al Qur’an, maka dipastikan kita tidak akan mampu menjawab Al Qur’an adalah imam kita. Kembali malaikat akan memukul kita dengan pukulan yang lebih dahsyat.
Saudaraku,
Pada kesempatan ini marilah kita merenungkan kembali amalan yang telah kita kerjakan selama ini. Kewajiban kita terhadap orang tua kita yang telah melahirkan, merawat, membesarkan dan menyayangi kita. Sudahkan kita berbakti kepada keduanya? Sudahkan kita membahagiaknnya walau hanya dengan menggoreskan senyum dibibirnya? Atau apakah kita malah menyakitinya, membuat mereka bersedih, menangis dan menyusahkannya? Adakah perbuatan kita yang menyakiti hati keduanya? Sudahkan kita meminta maaf kepada keduanya? Sudah setua ini usia kita pernahkan kita membuat mereka bahagia?
Saudaraku,
Tahukah kita bagaimana keadaan mereka saat ini? Bahagiakah mereka atau bersedihkah?
Pernahkah kita bayangkan kedua orang tua kita saat ini sedang bersedih karena ulah anak-anaknya? Pernahkah kita bayangkan hidup mereka penuh derita karena perbuatan anak-anaknya?
Pernahkah kita bayangkan bahwa kedua orang tua kita yang sudah meninggal dunia sedang berjuang untuk menjawab pertanyaan malaikat utusan Allah tentang keimanan dan amalannya ? Pernahkah kita membayangkan keduanya sedang berada dalam kegelapan, kesempitan diliang kuburnya?
Pernahkah kita bayangkan keduanya sedang mendapat siksa para malaikat utusan Allah?
Pernahkah kita mendoakan mereka untuk meringankan siksa kuburnya?
Pernahkah…??? Pernahkah…??? Wahai saudaraku?
Allahu Robbi! Ampunilah segala dosa hambamu ini ya Allah !
Ya Allah, Ya Robbi!
Lindungilah selalu mereka berdua. Sayangilah mereka. Bahagiakanlah selalu mereka berdua sebagaimana mereka telah membahagiakan kami waktu kecil. Betapa besar jasa mereka pada kami ya Allah. Sebagian darah dagingnya telah menempel ditubuh kami. Air susunya telah kami hisap. Keringatnya telah kami peras. Sungguh dengan segala yang kami milikipun tak dapat kami membalas jasa keduanya, ya Allah. Sedangkan selama ini kami terlalu sibuk dengan urusan kami sendiri, terlalu sibuk dengan dunia kami, terlalu sibuk dengan anak, istri dan suami kami. Sampai sepenggal doapun seringkali kami lupa untuk mengucapkannya.
Ya Allah, ya Rohman ya Rohiim!
Limpahkanlah kebahagiaan kepada orang tua kami di dunia dan di akhirat. Ampunilah dosanya, terimalah amal salehnya, ringankanlah siksanya, tunjukilah mereka selalu ke jalanMu yang lurus.
Dan jika kita lihat kembali kewajiban kita terhadap anak, istri atau suami kita. Sudahkan kita berikan hak suami/istri kita dengan baik? Sudahkan kita tunaikan kewajiban kita dengan baik? Pernahkah kita menyakitinya? Sudahkan kita meminta maaf kepadanya? Sudahkan kita lindungi keluarga kita dari api neraka?
Sudahkah? Sudahkah wahai saudaraku?
Astaghfirullahal adzim. Ampunilah kekhilafan hambamu ini ya Allah.
Dan jika kita lihat tetangga, saudara atau teman-teman kita. Sudahkah kita tunaikan hak-haknya? Sudahkah kita saling menasihati? Sudahkah kita berbuat amar ma’ruf nahyi munkar? Atau malah kita berbuat kemunkaran, menyakitinya, menyimpan dendam, kebencian, iri, dengki dan keburukan lainnya? Jika Ya, sudahkan kita meminta maaf kepadanya. Ingat saudaraku! Allah tak akan mengampuni dosa kita terhadap orang lain jika kita tidak meminta maaf kepadanya.
Wahai Allah, yang Maha Menguasai segala sesuatu.
Sesungguhnya kami bermohon kepadaMu untuk selalu mencintaiMu, mencintai orang-orang yang mencintaiMu. Ya Allah, jadikanlah cinta kepadaMu melebihi cinta kami kepada diri kami sendiri, keluarga kami, dan melebihi apapun yang kami cintai di dunia ini.
Untuk itu saudaraku,
Marilah mualai saat ini kita bangkit dari keterlenaan kita, kita laksanakan apa yang menjadi perintah Allah, kita tinggalkan apa yang menjadi laranganNya, kita ikuti keteladanan Rasulullah teladan yang suci.
Saudaraku, Marilah kita panjatkan doa kehadhirat Allah, berniat untuk tidak mengulangi kembali kesalahan yang telah lalu, dan kita berharap Allah mendengar dan mengabulkan doa kita.
Robbana ya Tuhan kami
Kami telah menyiksa diri
Bila tidak Kau ampuni tak Kau sayangi
Jadilah kami orang yang merugi.
Wahai Tuhan kami yang Maha Agung….
Jadikanlah cinta kami kepadaMu melebihi kecintaan kami kepada selainMu.
Ingatkan selalu kepada kami akan tujuan Engkau menciptakan kami.
Arahkan kami kepada jalan yang lurus, jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat.
Bukan jalan orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat
Ya Allah
Junjungan hati orang beriman,
Terimalah ibadah kami
Terimalah sholat kami
Terimalah sedekah kami
Terimalah puasa kami
Terimalah dzikir kami
Terimalah amal sholeh kami
Maafkan jika ibadah kami tercampur dengan riya’
Ampunillah jika amal saleh kami tidak dengan seluruh keikhlasan kami.
Ya Allah yang Maha Pengasih
Janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa mengingatMu
Janganlah Engkau meninggalkan kami jika kami lalai mengagungkanMu
Janganlah Engkau biarkan kami jika kami terperangkap dalam nikmatnya dunia
Jangan Engkau timpakan beban dan cobaan yang tidak sanggup kami memikulnya.
Allahmma ya Allah
Maksiat yang kami lakukan tidaklah untuk menentangMu
Bukan pula karena mengabaikan siksaMu
Ataupun menentang hukumMu
Tetapi semata-mata karena kebodohan dan kelemahan diri kami yang mudah terjerat oleh hawa nafsu
Kasihanilah kami karena kelemahan kami ya Allah
Ya Allah ya Rohman ya Rohiim
Penuhilah kalbu kami dengan cinta dan rasa takut kepadaMu
Dengan keyakinan dan keimanan kepadaMu
Serta dengan rindu dan rasa takut berpisah dengan Mu
Bimbimlah kami agar kami dapat meningkatkan akhlak dan ibadah kami
Bantulah kami agar kami menjadi orang yang senantiasa mensyukuri nikmatMu
Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun
Ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami,
Kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami sejak kami masih dalam kandungan
Periharalah mereka sebagaimana mereka telah memelihara kami dengan penuh kasih sayang
Cintailah mereka sebagaimana mereka mencintai kami
Berilah mereka petunjuk sebagaimana mereka telah mengajari kami
Dan lindungilah mereka dari gannguan makhluk Engkau sebagaimana mereka membela kami bila kami dizhalimi
Ya Allah
Kami sadar cepat atau lambat kami pasti kembali kepada Engkau dengan meninggalkan harta benda dan semua yang telah kami miliki
Meninggalkan anak-anak yang kami cintai
Kami sadar bahwa kami akan menghadapi sakaratul maut
Pada saat itu bantulah kami agar kami dapat mengingat engkau ya Allah
Bantulah kami agar kami meninggal dalam khusnul khotimah
Ya Allah yang Maha Pengampun
Ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat
Satu padukan hati mereka, perbaiki keadaan mereka
Tolonglah kaum muslimin untuk melawan musuh-musuhMu dan musuh-musuh mereka
Ya Alalh
Berilah pertolongan dan kemenangan kepada para mujahid di Palestina, Afganistan, Chechnya, Kashmir, Moro, Patani, Ambon, Aceh, Poso dan dimanapun mereka berada
Ya Allah
Laknatilah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasihMu
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan mereka
Hancur leburkan kekuatan mereka.
Wahai Roob
Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kami dari siksa api neraka. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar